Pemerintah Targetkan Biaya Sektor Logistik Turun Jadi 8 Persen, Dorong Daya Saing Nasional
Jakarta — Pemerintah menargetkan biaya logistik nasional dapat ditekan hingga hanya 8 persen dari produk domestik bruto (PDB) dalam beberapa tahun mendatang. Langkah ini diambil untuk memperkuat daya saing nasional di pasar global dan memperbaiki efisiensi distribusi barang di seluruh Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa saat ini biaya logistik Indonesia masih cukup tinggi, yakni sekitar 13—14 persen dari PDB, jauh di atas rata-rata negara-negara maju. “Peningkatan efisiensi logistik ini menjadi kunci untuk menurunkan harga barang, memperlancar arus perdagangan, dan menarik investasi,” ujar Airlangga dalam acara Forum Logistik Nasional, Kamis (3/7/2025).
Berbagai strategi telah disiapkan pemerintah untuk mencapai target tersebut, antara lain melalui pembangunan dan integrasi infrastruktur transportasi darat, laut, dan udara, digitalisasi sistem logistik, serta penyederhanaan birokrasi di sektor kepelabuhanan dan pergudangan.

Baca juga: Mendarat di Bandara Soetta, Jemaah Haji Jabar Wafat
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Arif Toha, menambahkan bahwa upaya lainnya adalah mengembangkan national logistics ecosystem (NLE) agar seluruh proses logistk, mulai dari dokumen hingga pengiriman barang, terhubung dalam satu sistem digital yang transparan dan efisien.
Pihak swasta pun menyambut baik target ini. Ketua Asosiasi Logistk Indonesia (ALI), Zaldy Ilham Masita, menyebut langkah ini sejalan dengan harapan para pelaku usaha. “Biaya logistk yang kompetitif akan mendorong produk Indonesia lebih mampu bersaing, baik di pasar domestik maupun ekspor,” ujarnya.
Meski ambisius, pemerintah optimistis target 8 persen dapat tercapai jika seluruh pemangku kepentingan bersinergi dan program reformasi logistk berjalan tepat waktu.